CB Agama

Laporan CB Agama

Bab 1

Pendahuluan

I. Latar Belakang

Bina Nusantara University telah menempatkan Pendidikan Agama sebagai salah satu prioritas untuk meningkatkan mutu sumber daya manusa, khususnya bagi mahasiswa Bina Nusantara University. Program ini bukan sekedar menekankan pada kesempatan memperoleh pendidikan tetapi juga penghayatan serta pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari – hari. Agar para mahasiswa penerus bangsa memiliki iman yang kuat serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka pendidikan dan pelatihan harus berorientasi pada peningkatan ketaqwaan dan penghayatan ajaran agama serta pendalaman moral.

Upaya peningkatan kualitas para siswa melalui sistem kegiatan bernuansa moral berkaitan erat dengan upaya Bina Nusantara University untuk mewujudkan visi misinya demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Serta menjaga kualitas mahasiswa – mahasiswi Bina Nusantara University. Kegiatan bernuansa moral serta sosial merupakan salah satu upaya konkrit dari tim Character Building Development Center untuk meningkatkan kualitas lulusan dari Bina Nusantara University yang diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas.

Kami sebagai mahasiswa BINUS University melihat suatu permasalahan yaitu dimana kurangnya rasa kepedulian dengan sesama, khususnya terhadap orang yang sudah lanjut usia. Di zaman yang serba mandiri seperti ini, ego masing – masing individu semakin meningkat dan melunturkan rasa kepedulian kepada orang lain bahkan kepada orang tua sendiri.

Oleh karena itu, diharapkan atas terlaksananya kegiatan ini, dapat membantu kami, para mahasiswa Universitas Bina Nusantara untuk merasakan secara lansung pengalaman – pengalaman dalam bentuk nyata. Serta atas berlansungnya kegiatan ini, diharapkan agar para mahasiswa Universitas Bina Nusantara dapat menjadi panutan dan teladan bagi masyarakat luas, menjadi seseorang yang berpengaruh positive di masyarakat nanti setelah dan atau sebelum lulus, serta khusunya untuk dapat menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap sesama.

 

II. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ini diperlukan untuk menejelaskan aspek-aspek permasalahan yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut, sehigga akan memperjelas arah dalam penelitian. Adapun Identifikasi masalah ialah sebagai berikut:

  1. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap lembaga – lembaga sosial seperti panti jompo
  2. Kecenderungan sikap tidak peduli akan isu – isu berbau agama di masyarakat
  3. Rendahnya sikap toleransi terhadap perbedaan masyarakat
  4. Kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia bahwa kita semua adalah sesama ciptaan Tuhan
  5. Tingginya angka penolakan untuk merawat lansia yang bahkan orang tua mereka sendiri

 

III. Rencana Kegiatan

Kegiatan yang akan kami lakukan adalah kegiatan semacam kampanye hijau yang akan disertai oleh aksi nyata. Kami akan membuktikan bahwa kepedulian kita terhadap sesama mahluk ciptaan Tuhan tidaklah sulit. Hanya cukup melakukan beberapa hal kecil yang biasa dianggap sepele oleh para masyarakat namun memiliki arti yang cukup besar bagi mereka (lansia). Berikut beberapa rancangan kegiatan yang telah kami rencanakan :

  1. Membantu pengelola yayasan dalam hal merawat para werda / lansia
  2. Melakukan pendekatan – pendekatan kepada para werda / lansia agar mereka dapat merasa nyaman
  3. Menjalin tali persaudaraan dan silaturahmi kepada para werda / lansia
  4. Merawat dan atau menemani para werda / lansia sehingga dapat membuat mereka merasa seperti dalam keluarga yang hangat

Bab 2

Metode Kegiatan

Kelompok kami yang beranggotakan

  1. 2001570730 – Agatha Settham (Ketua)
  2. 2001537986 – Andry Salim Wijaya
  3. 2001545975 – Dany Prasetya Angtoni
  4. 2001574571 – George Christian
  5. 2001538761 – Geraldi Marcellino Taswin
  6. 2001574003 – Ricky Wijaya
  7. 2001536320 – William
  8. 2001535860 – Yohanzen Christanto Alexander

memutuskan untuk melakukan kegiatan “Aksi Nyata dengan Volunteering di Panti Jompo” di Yayasan Bina Bhakti. Atas perizinan dari pengelola yayasan, kami (kedua belah pihak) setuju akan dilaksanakannya “Aksi Nyata dengan Volunteering di Panti Jompo” di Yayasan Bina Bhakti ini.

Berikut urutan proeses yang kami lakukan :

  1. Melakukan diskusi kepada pengelola Yayasan Bina Bhakti
  2. Meminta surat izin / surat jalan kepada pihak Bina Nusantara (syarat pengelola)
  3. Survey lokasi dan mengurus perizinan (Pertemuan 1)
  4. Melakukan volunteering membantu pihak yayasan (Pertemuan 2 – 5)
  5. Pembuatan blog dan hal – hal teknis dengan TFI
I. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, kami berharap agar akan munculnya lebih banyak lagi manusia – manusia peduli akan sesama khususnya kepada para werda / lansia diluar sana. Kami juga berharap kami dapat menjadi sebuah batu pijakan yang dapat memotivasi dan mendorong manusia – manusia diluar sana agar ikut peduli kepada bukan hanya orang tua mereka masing – masing melainkan pada orang – orang lain yang lebih tua daripada mereka sendiri.

 

II. Sasaran Kegiatan

Sasaran utama kegiatan kami ini adalah yang jelas kepada para werda / lansia di yang ada di yayasan tersebut agar masih dapat merasakan kehangatan layaknya dalam keluarga mereka. Serta tidak menutup harapan dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini, yang mendapat dampak bukan hanya kepada para werda / lansia. Melainkan juga dapat menyebarkan aura positive kepada orang – orang yang masih diberkahi orang tua mereka masing – masing agar dapat lebih bersyukur masih diberi kesempatan bersama – sama dengan orang tua mereka. Serta diharapkan dengan dilaksanakannya kegaiatan ini, mereka yang membaca laporan ini dapat lebih menghargai dan mensyukuri keberadaan orang tua mereka masing – masing.


Bab 3

Konsep Kegiatan

I. Konsep Kegiatan

Konsep kegiatan kami difokuskan kedalam bentuk silaturahmi dan pendekatan kepada para werda / lansia. Kami berharap kegiatan kami ini bermanfaat bukan hanya kepada para werda / lansia. Tetapi juga dapat menyebarkan aura positive akan kesadaran betapa berharganya orang tua kepada mereka yang masih memiliki orang tuanya masing – masing. Kegiatan aksi volunteering ini juga diharapkan mampu menyadarkan mereka semua yang sampai saat ini masih kurang menghargai dan menyayangi orang tua mereka, akan besarnya rahmat yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.

 

II. Solusi Permasalahan

Solusi yang kami rancang dan kami rencanakan adalah sebagai berikut :

  1. Membantu para pengelola dan atau pengrus yayasan.
  2. Memberikan rasa sayang yang tulus kepada para werda / lansia.
  3. Menjalin tali silaturahmi kepada para werda / lansia.
  4. Memberikan para werda / lansia rasa hangat seperti dalam keluarga mereka sendiri.
  5. Membuktikan kepada semua orang diluar sana bahwa menyayangi orang yang lebih tua bukanlah hal sulit.

Diharapkan solusi – solusi tersebut dapat membantu mengurangi ratio permasalahan tentang kurangnya kasih saying terhadap para lansia khususnya yang berada di panti jompo.


Bab 4

Penutup

I. Refleksi Kelompok
  1. Agatha Settham :
    Saya pribadi sangat bersyukur atas diri saya sekarang yang berkecukupan, bukan hanya dalam hal materil tapi juga dalam bentuk afeksi atau perhatian dari orang tua saya. Dan saya cukup sedih melihat manula di panti jompo yang tinggal disana, jauh dari keluarga, anak – anaknya. saya harap kelak saya bisa menjadi orang yang lebih baik dan mampu menjaga dan membalas kasih dan perhatian yang orang tua berikan pada saya.
  2. Andry Salim Wijaya :
    Dengan kegiatan mengunjungi panti jompo ini, saya mendapatkan banyak nilai – nilai dan hal yang bisa saya pelajari. Saya jadi mengerti arti penting perhatian dan kepedulian terhadap sesama, dimana saya melihat kedatangan kami sungguh dirasakan dan berharga bagi para kakek nenek disana walaupun kami hanya bisa menghibur, menemani berbincang – bincang, dan sedikit membantu ketika mungkin mereka kesulitan terutama pada saat makan. Dari hal tersebut saya jadi sadar bahwa perhatian sekecil apapun tidak ada yang sia – sia sehingga saya harus membantu orang lain di sekitar saya. Selain itu saya juga semakin sadar untuk bersyukur atas kedua orang tua saya, dan saya ingin lebih dapat membantu, mengasihi, serta berusaha membahagiakan mereka.
  3. Dany Prasetya Angtoni :
    Melalui kegiatan ini, saya jadi belajar bahwa hidup sungguh berharga. Hidup merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Suatu saat nanti kita pasti akan menjadi orang tua, disitu kita harus tetap teguh dan meyakini bahwa setiap detik dalam hidup ini memiliki makna bagi kita. Para kakek dan nenek di panti jompo tersebut mengajarkan hal ini kepada kami semua.
  4. George Christian :
    Dengan mengikuti kegiatan mengunjungi panti jompo ini, saya sadar bahwa kita sebagai manusia akan selalu membutuhkan orang lain. Meskipun kita memiliki kelebihan baik materi maupun kemampuan, ada kalanya kita pasti membutuhkan bantuan orang lain. Hal ini mengajarkan saya untuk mau lebih banyak menolong sesama. Melihat para penghuni di panti jompo dapat bahagia dengan keterbatasan mereka juga membuat saya belajar untuk menghargai apa yang sudah saya miliki.
  5. Geraldi Marcellino Taswin :
    Selama menjalankan projek luar kelas, saya merasa bahwa saya selalu mendapatkan pengalaman baru melalui interaksi dengan para penghuni. Saya bersama rekan-rekan saya belajar untuk bersabar, melayani, dan menyebarkan kasih kepada sesama. Tanpa perlu mengenal nama, asal, latar belakang, dan sebagainya, kami dan para penghuni dapat membaur dengan baik dalam nyanyi-nyanyian serta puji-pujian. Pada hari pahlawan pun, kami semua bersatu merayakan dengan lagu-lagu pahlawan dan perjuangan tanah air. Selain itu pun, ada banyak momen-momen ketika terdapat orang tua yang kesulitan, anggota kami tidak segan untuk membantu. Hal ini tentunya adalah salah satu bentuk penghayatan agama juga yang baik untuk jiwa spiritual kami. Oleh karena itu, saya rasa kegiatan ini akan sangat bermanfaat tidak hanya ketika kami terjun kedalam masyarakat, namun juga sebagai kebiasaan sehari-hari untuk saling membantu dan mencerahkan kehidupan sesama.
  6. Ricky Wijaya :
    Dari kegiatan ini, saya belajar mengingat orang lain yang sering kali dilupakan oleh kita semua. Seperti saudara” kita yang ada di panti baik panti asuhan maupun panti jompo. Mungkin kita tidak bisa membantu secara materi, tetapi banyak hal lain yang bisa kita berikan seperti perhatian dan kasih. Selain itu saya juga belajar untuk mengasihi orang tua saya karena saya sadar bahwa ada waktunya orang tua saya akan menua seperti mereka dan saya akan selalu mengasihi mereka. – RW
  7. William :
    Dari kegiatan di panti jompo ini, saya melihat bahwa mereka sangat gembira ketika kami datang dan menghibur mereka. Mereka senang ketika kita bernyanyi bersama dan ketika kita mendengarkan nasihat mereka walaupun mereka baru mengenal kita. Dan yang dapat saya pelajari adalah perhatian dan waktu yang kita berikan kepada mereka merupakan wujud kasih kita terhadap sesama.
  8. Yohanzen Christanto Alexander :
    Dari kegiatan ini saya menyadari bahwa untuk membahagiakan orang tua tidak harus dengan sesuatu yang mahal. Cukup meluangkan sedikit waktu kita untuk sekedar memberikan mereka perhatian, bahkan cukup mendengarkan cerita mereka dengan antusias, atau sekedar bercerita seputar keseharian. Hal ini tentu tidaklah sebanding dengan apa yang telah mereka berikan kepada kita semua.
  9. Refleksi Kami Secara Keseluruhan :
    Keluarga terutama orang tua adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan kepada setiap ciptaannya. Karena tanpa adanya orang tua, kita semua tidak akan dapat terlahir di dunia. Tanpa adanya orang tua tidak ada yang akan membawa kita ke muka bumi ini dan menjaga kita. Mereka lah yang pertama mengajarkan kita tentang segalanya. Mereka yang menjaga dan merawat kita dikala kita tak berdaya.Dengan adanya kegiatan ini, kami tersadar akan besarnya pengorbanan orang tua kami tidak sebanding dengan apa yang telah selama ini kami berikan kepada mereka. Tentang pertaruhan hidup dan mati mereka demi membawa kita ke muka bumi ini. Tentang betapa lelahnya terjaga semalaman demi untuk menjaga kami dikala kami masih balita. Betapa beratnya hari demi hari mereka lewati sambil mencari nafkah demi untuk masa depan kami semua. Serta ditambah dengan beban yang kami berikan dengan banyaknya kemauan dan permintaan yang sebisa mungkin mereka penuhi.Dengan adanya kegiatan ini juga, kami tersadar bahwa dari semua yang orang tua kita berikan, hanya satu yang mereka inginkan, yaitu untuk tidak melupakan dan meninggalkan mereka dikala kita sukses nanti. Mereka hanya berharap bahwa anak – anaknya, kita semua untuk dapat sukses dan tidak menjadi beban bagi siapapun.Selama kegiatan ini berlansung, kami merasa kebahagiaan terpancar secara jelas dari mereka (para lansia). Nampak jelas bahwa mereka benar – benar merindukan kehangatan dari keluarga mereka masing – masing. Mereka juga memancarkan kebahagiaan yang tulus dari adanya pendekatan – pendekatan, hiburan – hiburan yang kami lakukan selama kegiatan.
II. Kesimpulan

Sebagai seorang anak yang dilahirkan, dijaga, dirawat, dan dibesarkan oleh orang tua, bukanlah hal yang sulit untuk sekedar meluangkan waktu untuk mereka. Sempat dan tidak hanyalah masalah prioritas. Seberapa besar prioritas untuk orang tua dibandingkan dengan prioritas – prioritas yang lainnya. Oleh karena itu kesibukan tidaklah layak untuk dijadikan alasan untuk tidak memberikan perhatian kepada mereka. 1 hal yang perlu kita ingat. Mereka terlahir terlebih dahulu sebelum kita, dan bukan hanya kita yang MENDEWASA tetapi mereka juga ikut MENUA. Jadi sayangilah orang tuamu selagi masih ada ksesmpatan.


Dokumentasi

Survei (20 Oktober 2017)


Pertemuan 1 (27 Oktober 2017)


Pertemuan 2 (03 November 2017)


Pertemuan 3 (10 November 2017)


Pertemuan 4 (08 Desember 2017)

Comments are closed.